1.
Pupuk
dalam arti luas diklasifikasikan menjadi tujuh, diantaranya berdasarkan :
a.
Asal
yang terbagi menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang
terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti.
Misalnya, pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan mengubah
sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia. sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang tinggi. Misalnya, TSP, urea, rustika, dan
nitrophoska.
Senyawa terdiri dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik. Sebagian besar pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2]-. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk dari senyawa anorganik dan hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Senyawa terdiri dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik. Sebagian besar pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2]-. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk dari senyawa anorganik dan hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c.
Fasa
terbagi menjadi pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair yaitu pupuk berupa
cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Pupuk
cair ini hanya dibedakan atas kekentalan atau konsentrasinya yang berkaitan
dengan kadar unsure yang dikandungnya. Sedangkan pupuk padat yaitu pupuk yang
umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai yang mudah larut air sampai yang
sukar larut air. Bila diperinci pupuk padat dapat terdiri dari bermacam-macam
bentuk, seperti serbuk, butiran, tablet dan kapsul.
d. Cara
penggunaan pupuk digolongkan menjadi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar
merupakan pupuk yang diberikan lewat tanah sehingga dapat diserap oleh akar
tanaman. Sedangkan pupuk daun merupakan pupuk yang diberikan pada daun dengan
cara disemprotkan pada permukaan daun. Sebelum digunakan pupuk daun ini
terlebih dulu dilarutkan didalam air.
e.
Reaksi
fisiologis pupuk terdiri dari reaksi asam dan reaksi basa yang hubungannya
dengan pH tanah. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang
bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih asam (pH
menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA dan Urea. Sedangkan pupuk yang mempunyai
reaksi fisiologis basa, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah
menyebabkan pH tanah cenderung naik, misalnya pupuk chili salpeter, calnitro,
dan kalsium sianida
f.
Jumlah
hara yang dikandung pupuk ada yang tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal merupakan
pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara, seperti pupuk urea yang hanya
mengandung Nitrogen atau N. Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara, misalnya, NPK, amophoska, nitrophoska,
dan rustika.
g.
Macam
hara tanaman terdiri dari hara makro, mikro dan campuran makro dan mikro. Pupuk
makro adalah pupuk yang mengandung hara makro saja dan dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang relatif besar, misalnya NPK, nitrophoska, dan gandasil. Pupuk
mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja dan dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah yang relatif sangat kecil, misalnya mikrovet, mikroplek,
dan metalik. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan, dan
rustika. Dalam penggunaannya, kedua jenis pupuk ini sering dicampur dan
ditambahkan zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
2.
Pupuk
buatan kalsium adalah pupuk yang digunakan untuk memperbaiki pH tanah sehingga
tidak terlalu asam, seperti pupuk Ca dan Mg atau lazim disebut dengan kapur
pertanian, contohnya dolomit dan kalsit. Kapur pertanian mengandung Ca dan Mg
dalam bentuk CaCO3 dan MgCO3. Kedua senyawa ini didapati
pada kapur pertanian dengan perbandingan yang berlainan. Bila Ca lebih dominan
disebut kalsit, sedangkan Mg lebih dominan dinamakan dolomit.
Tabel
kandungan Ca berbagai macam pupuk
Kalsium memiliki peranan yang erat
dalam pertumbuhan apical dan pembentukan bunga (Tisdale, 1985). Selain itu, Ca
juga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan permeabilitas sel serta
pengaturan tata air dalam sel bersama dengan unsur K, perkecambahan biji,
perkembangan benang sari, perkembangan bintik akar rhizobium. Tetapi Ca relatif
kurang berperan mengaktifkan kerja enzim.
Dalam pengaturan permeabilitas sel, unsur K mempertinggi permeabilitas.
Sebaliknya, Ca akan menurunkannya. Dengan demikian, K dan Ca mempunyai peranan
mengatur permeabilitas sel. Kalium memperbanyak penyerapan air ke dalam sel,
sebaliknya Ca mempertinggi pengeluaran air dari sel sehingga mempertinggi
traspirasi. Penggelembungan sel yang mengakibatkan tanaman terlalu banyak
menyerap K dapat diimbangi dengan pemberian Ca ke dalam tanah.
3.
Pupuk
organik adalah pupuk dengan bahan baku utama sisa makhluk hidup, seperti darah,
tulang, kotoran, bulu, sisa tumbuhan, atau limbah rumah tangga, yang telah
mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa,
tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Hasil pembusukan
tersebut menjadi senyawa atau unsur anorganik yang menjadi unsur hara tanaman.
Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan mengubah
sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia. sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang tinggi.
4.
Tidak
semua jenis pupuk dapat dicampurkan satu sama lain, namun ada beberapa jenis
pupuk yang dapat dicampur dengan beberapa jenis pupuk lain. Contohnya urea
dapat dicampur dengan urea, ZK, SP-36 dan MOP. Sedangkan urea yang dapat
dicampur segera sebelum digunakan yaitu dengan pupuk ZA dan Dolomit. Kemudian
pupuk urea yang tidak dapat dicampur adalah dengan RP dan Kieserite. Hal
tersebut, karena ada beberapa jenis pupuk apabila dicampur akan mengalami
proses seperti:
Campuran mempunyai higroskopisitas
tinggi yang menyebabkan terjadinya penggumpalan sehingga sukar digunakan atau
ditabur.
Campuran kehilangan kandungan haranya
(N menguap sebagai NH3).
Terbentuk senyawa baru, sehingga hara
menjadi tidak tersedia bagi tanaman (P membatu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar