1. Salah
satu manfaat dari penggunaan pupuk organik adalah memperbaiki atau mengubah
struktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan akar tanaman lebih baik
pula. Saat pupuk dimasukkan ke dalam tanah, bahan organik pada pupuk akan
dirombak oleh mikroorganisme pengurai menjadi senyawa anorganik yang mengisi
ruang pori tanah sehingga tanah menjadi gembur. Maka dari itu pupuk organik
bertindak sebagai perekat sehingga struktur tanah menjadi lebih stabil,
khususnya untuk tanah ringan. Namun, untuk
tanah berat pengaruh pupuk organik pada struktur tanah hanya bersifat sementara
karena pada tanah berat produk penguraian bahan organik akan mengurangi ikatan
bagian dari tanah liat antara satu dengan yang lainnya, akibatnya struktur gumpalan
tanah menjadi kurang kuat, sehingga menjadi mudah lepas pada waktu pengolahan
tanah. Selain itu, struktur tanah dapat menjadi rusak karena pengaruh air hujan,
pH tanah dan alat berat yang digunakan untuk menggali tanah.
2. Kotoran
hewan, seperti sapi, kerbau, kelinci, ayam dan kuda yang langsung diberikan
pada tanaman atau tanpa proses dekomposisi akan mempengaruhi proses penyerapan
unsur hara oleh tanaman, karena kotoran hewan yang tidak melalui proses
dekomposisis akan sulit diserap oleh tanaman. Selain itu, pupuk yang masih
masak akn menyebabkan tanaman terkena penyakit yang disebabkan oleh fungi yang
terdapat pada kotoran hewan, juga pupuk yang belum masak bersifat panas akan
membuat tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Maka sebagian besar kotoran
hewan yang dapat dipergunakan untuk pupuk adalah yang telah mengalami pembusukan
yang cukup, yaitu bila secara fisik, seperti warna, rupa, tekstur dan kadar
airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Secara kimia bahan pembentuk juga
telah terurai menjadi senyawa sedarhana yang mudah diserap tanaman.
3.
Semakin
banyaknya udara yang masuk saat proses dekomposisi pupuk organik maka akan
semakin banyak NH3 yang menghilang karena NH3 itu sendiri
bersifat higroskopis atau mudah diserap oleh udara. Maka pada waktu penguraian
pupuk dalam kondisi aerob berlangsung pula mineralisasi yang kuat dari
bahan organik yang menghasilkan bentuk CO2, H20 dan NH3.
Sebaliknya dalam kondisi anaerob transfor masih berlangsung tidak begitu
cepat, dan bahan organik tidak terurai dengan sempurna. Saat proses ini,
terbentuk berbagai gas seperti CH4, H2S dan NH3.
4. Keadaan
yang dapat mempercepat penguraian bahan organik didalam tanah adalah saat kondisi
tanah dalam keadaan yang baik (gembur), yang dapat dilihat dari struktur tanah,
pH tanah dan banyaknya organisme yang hidup didalam tanah. Banyaknya organisme
atau jasad hidup didalam tanah akan mempengaruhi proses penguraian bahan
organik didalam tanah, yaitu semakin banyak organisme yang hidup didalam tanah
maka akan semakin cepat penguraian bahan organik didalam tanah, begitupun
sebaliknya. Seperti cacing tanah sangat aktif dalam
penguraian (dekomposisi) serasah. Namun, banyaknya organisme yang hidup
didalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur dan pH tanah yaitu apabila pH
tanah terlalu asam atau basa dan struktur tanah terlalu padat.
5. Ada
16 unsur hara yang terdapat pada tanaman murbei baik makro maupun mikro
diantaranya Nitrogen (N), Pospat (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Klor (Cl), Besi(Fe), Mangan
(Ma), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn). Sedangkan untuk jumlah unsur hara yang dibutuhkan
tanaman murbei menurut petunjuk teknis di Jepang dalam Atmosoedarjo, 2000:51,
jumlah N yang diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, jumlah P disarankan ada
sebanyak 14 – 16 kg dan K 12 – 20 kg dalam bentuk pupuk kimia. Namun, jumlah
tersebut tegantung kepada tipe tanah dan topografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar